PEMBERDAYAAN PEMUDA BERBASIS MASJID DI SALMAN ITB

PEMBERDAYAAN PEMUDA BERBASIS MASJID DI SALMAN ITB

DWI AGUSTINA

Universitas Pendidikan Indonesia

dwiagustinaa9@gmail.com

Pertama Diterima: 22 Juni 2020                              Bukti Akhir Diterima: 22 Juni 2020

Abstrak

Tujuan dari pemberdayaan pemuda adalah untuk menggali sumberdaya remaja yang lahir dari program-program yang berbasis Masjid agar terwujud remaja yang berakhlak mulia dan Qurani .Istilah pemuda masjid tidak asing bagi umat Islam di Indonesia. Pemuda  Masjid adalah organisasi yang mewadahi aktivitas remaja muslim dalam memakmurkan Masjid, yang berorientasi pada aktivitas kemasjidan, keislaman, keilmuan, keremajaan dan keterampilan, organisasi ini dapat memberikan kesempatan bagi anggotanya mengembangkan diri sesuai bakat dan kreativitas mereka di bawah pembinaan Pengurus Masjid. Metode pemberdayaan adalah Participatory Action Research (PAR). Hasil dari kegiatan pemberdayaan adalah pemuda diajak untuk mengembangkan diri melalui Pelatihan kepemimpinan dan Organisasi serta mengaplikasikan program yang sudah dirancang.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Pemuda, Masjid

PENGANTAR

Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah ritual semata, melainkan masjid harus dimaknai dalam berbagai dimensi kehidupan. Diantaranya yaitu sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang sering dilaksanakan pada proses pemberdayaan yaitu masyarakat memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Oleh karena itu, dalam mengelola masjid harus disadari bahwa masjid menyimpan potensi umat yang sangat besar jika digunakan secara optimal akan meningkatkan kesejahteraan umat, sekurang-kurangnya bagi jamaah masjid itu sendiri.

Menurut Supardi (2001:54) dalam (Hartatik, 2017), pemberdayaan umat berbasis masjid berhubungan erat dengan “pembangunan yang memandirikan”, dimana banyak program pemberdayaan yang sifatnya memandirikan masyarakat. Program-program tersebut terdiri dari berbagai aspek, mulai dari aspek yang bersifat rohani (keagamaan), sosial budaya, dan ekonomi yang sifatnya memandirikan masyarakat.

Salah satu masjid yang memiliki potensi dan dinilai melakukan kegiatan pemberdayaan umat adalah Masjid Salman ITB yang berada di seberang pintu utama kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), tepatnya di Jl. Ganesha no.7, Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung. Masjid ini dipilih sebagai model masjid yang menerapkan manajemen modern dalam upaya memberdayakan umat pada bidang keilmuan, yakni dengan menjadikan Masjid Salman sebagai pusat kegiatan belajar mengajar dan program keilmuwan baik ilmu agama maupun ilmu umum yang diselenggarakan oleh sebuah Yayasan Pengurus Masjid (YPM) Salam ITB. Program ini dapat menjangkau hampir semua jenjang pendidikan masyarakat.

Yayasan Pengurus Masjid (YPM) Salman ITB, berperan besar dalam pegelolaan dan pengorganisasian Masjid Salman. Pada dekade awal berdirinya, YPM Salman ITB menyelenggarakan Latihan Mujahid Dakwah (LMD). Kegiatan LMD digagas oleh Dr.Ir.M. Imaduddin Abdurrahim yang akrab dipanggil Bang Imad. LMD menjadi training dakwah paling diminati pada masa itu. Diikuti oleh para aktivis mahasiswa Islam di seluruh Indonesia. Masjid Salman ITB menjadi pelopor berdirinya masjid-masjid kampus di seluruh Indonesia. Pada tahun 1978, Karisma atau Keluarga Remaja Islam Salman berdiri. Karisma adalah unit aktivitas pertama yang memicu lahirnya unit kegiatan lain seperti PAS, BIOTER, dan PUSTENA. Pada usianya yang sudah cukup lama, YPM Salman ITB memiiki beberapa bidang. Terdapat bidang Rumah Amal, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP), Mahasiwa dan kaderisasi (BMK), Dakwah, Pelayanan dan Pemberdayaan (BP2M), serta Pengkajian dan Penerbitan (BPP). YPM Salman ITB menyelenggarakan berbagai program, baik keagamaan maupun sosial.

Dengan beragam dan banyaknya unsur-unsur organisasi yang dikelola oleh Masjid Salman, membutuhkan komunikasi serta koordinasi dalam pelaksanaan manajamennya, baik komunikasi internal atau eksternal maupun pada sistem kaderisasi yang digunakan dalam merekrut calon aktivis.

METODE

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2005: 21) dalam (NN, 2012) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah Kak Muti dan Kak Luthfi sebagai pengelola Mahasiswa dan kaderisasi (BMK) dan aktivis Salman ITB.

Instrumen

Setiap penelitian menggunakan instrumen yang dapat mendukung serta memperlancar jalannya penelitian. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pedoman wawancara.

Prosedur

Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah itu peneliti meminta pembimbing untuk melakukan expert judgement dari pedoman wawancara yang telah dibuat. Setelah melakukan expert judgement, peneliti kemudian menguji reliabilitas dan validitas dari instrumen penelitian. Item yang dinilai tidak valid dan tidak reliabel kemudian dieliminasi dan diperbaiki. Setelah diperbaiki instrumen kemudian diperbanyak kembali.

Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setelah instrumen diperbaiki dan diperbanyak. Sedangkan untuk wawancara kepada Kak Muthi pengelola Mahasiswa dan kaderisasi (BMK) , peneliti melakukannya pada bulan April 2020 melalui media Whats App (WA). Hal ini, dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk wawancara secara langsung pada masa pandemi COVID-19.

Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui “teknik dokumen”. Sedangkan sumber data pada artikel ini peneliti membaginya menjadi data primer dan data skunder. Seluruh sumber data dalam artikel ini adalah dari sumber kepustakaan. Sumber primer sendiri terdiri atas buku-buku yang membahas terkait pemberdayaan pemuda berbasis masjid. Dan sumber-sumber sekunder pada artikel ini adalah kumpulan jurnal yang melengkapi pembahasan. Dikarenakan penelitian ini memakai pendekatan metodologi kualitatif, maka proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu: skripsi, buku, e-book, internet dan jurnal yang terkait antara satu dengan yang lain, yang bertemakan tentang Masjid Salman ITB sebagai sarana pemberdayaan pemuda. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan, kategorisasi dan yang terakhir adalah penafsiran data.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Pemberdayaan Pemuda Berbasis Masjid di Salman ITB

Salah satu bentuk upaya mewujudkan lansia tangguh yaitu melalui Sekolah Lansia. Sekolah Lansia merupakan salah satu upaya pendidikan yang diperuntukan bagi lanjut usia yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan lansia Indonesia yang bahagia bermartabat dengan tetap sehat mandiri aktif produktif dalam rangka mewujudkan lansia tangguh. Program ini juga dilatar belakangi oleh semakin meningkatnya jumlah lansia di Indonesia serta meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia yang pada tahun 2019 yaitu 71,2 tahun. Selain itu faktor resiko penyakit yang dihadapi para lansia juga begitu banyak diantaranya degenerative, penurunan fungsi tubuhn emosi dan kesepian. Program sekolah lansia ini hadir sebagai upaya pencegahan dan pembinaan non formal mengenai kesehatan, spiritual dan social.

Sejarah Berdirinya Masjid Salman ITB

Pendirian Masjid Salman ITB bermula dari upaya pendiri-pendirinya untuk mendirikan sarana beribadah di sekitar kampus. Setelah perjuangan yang panjang, akhirnya Masjid Salman ITB dibangun pada Kamis, 28 Mei 1964 atas persetujuan Presiden Pertama Republik Indonesia (RI), Ir. Soekarno dan Menteri Agama RI saat itu, KH. Saifuddin Zuhri.

Masjid Salman ITB berlokasi di Jl. Ganesa No.7, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132 dan memiliki luas 7.500 meter persegi. Dengan visi Masjid Salman ITB, yaitu menjadi masjid kampus yang mandiri sebagai wadah pembinaan insani, pengembangan masyarakat, dan pembangunan peradaban yang islami tentunya sudah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Masjid Salman ITB. Serta mempunyai misi untuk mewujudkan masjid sebagai rumah ruhani, sanggar ruhani, dan laboratorium peradaban islami,  membina kader pembangun peradaban islami, serta mengembangkan konsep dan model peradaban islami.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan di Masjid Salman ITB dikelola oleh sebuah yayasan yaitu Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB, YPM merupakan organisasi non profit yang bertujuan untuk membangkitkan peradaban Islam dalam rangka melahirkan kader yang berkualitas agar memiliki akhlaq, etika , moral dan integritas.Masjid Salman ITB memberikan pelayanan dan pembinaan tidak hanya untuk Mahasiswa ITB. Tetapi untuk dosen, karyawan dan masyarakat luas. Masjid Salman ITB juga memiliki nilai dasar, diantaranya yaitu jujur, medeka, hanif, sabar dan syukur, Rahmatan Lil Aalamin, ihsan dan kerjasama. Berikut struktur organisasi yang ada di Masjid Salman ITB.

Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Pemuda di Masjid Salman ITB

Dalam pelaksanaannya Masjid Salman ITB menjadikan seluruh masyarakat yang pada umumnya berada di Kota Bandung dan tidak hanya untuk mahasiswa ITB. Salah satu bidang yang sering bersinggungan dengan pemuda atau mahasiwa adalah bidang mahasiswa, kaderisasi dan alumni atau disingkat menjadi BMKA. Bidang ini bertugas mengelola program – program yang sesuai dengan misi kedua Salman ITB yaitu membina kader pembangun peradaban.  Pembinaan tersebut dikhususkan bagi mahasiswa S1 dari berbagai kampus, dan sebagai jembatan penghubung alumni dan aktivis dalam berjejaring. Program yang ada pada BMKA meliputi kaderisasi yang berjenjang, keasramaan mahasiswa dan unit kegiatan Salman sejenis UMKM yang ada di kampus.

BMKA menjadi pusat dalam membentuk kader teladan, oleh karenanya program kaderisasi disusun dengan sedemikian rupa, mulai dari dasar pembuatan grand design kaderisasi. Berbagai macam layanan mahasiswa, fasilitas keasramaan, beasiswa aktivis, dan unit kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk menjalankan misi dari Masjid Salman ITB. Alur kaderisasi yang dibuat pun sangat kompherensif. Dimulai dari jenjang dasar (SSC) yang dilaksanakan lima kali dalam satu tahun dengan kuota 225 peserta setiap sesi, SSC fokus pada penanaman nilai islam. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mentoring keluarga yang peserta adalah alumni SSC. Jenjang selanjutnya kaderisasi inti yaitu LMD (Latihan Mujtahid Dakwah) yang dilaksanakan selama 6 kali dengan kuota 100 orang setiap sesi. Pada tahap ini para kader akan dibekali dengan penanaman konsep berifikir, kepemimpinan, dan menyelesaikan masalah dengan teknologi. Setelah melakukan kaderisasi inti, para kader akan diberikan projek sesuai dengan minatnya selama 2-3 bulan. Kemudian para kader akan melanjutkan tahapan akhir yaitu kaderisasi lanjut yang dinamakan persiapan pasca kampus. Tahapan ini, fokus pada minat dan bakat setiap kader dalam berbagai bidang yang disediakan dengan tujuan agar mereka mampu mengembangkan dirinya. Sebagai wadah berekspresi para kader, BMKA menyediakan berbagai unit kegiatan seperti Pembinaan Anak Salman ITB, Kharisma, Reklamasa, dan lainnya.

Pengaruh Utama Pemberdayaan Pemuda di Masjid Salman ITB Untuk Aktivis

Aktivis disini secara langsung menjadi orang-orang yang aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di Masjid Salman ITB.Pemuda – pemuda yang terus menyebarkan nilai-nilai salman di manapun mereka berada.Inilah yang dimaksud aktivis salman ITB.Baik di kampus, organisasi dakwah, masyarakat, dan dimanapun para pemuda ini berada mereka beradaya dan memberdayakan menyebarkan nilai-nilai kebaikan.Nilai-nilai tersebut didapatkan melalui pematerian pada saat kaderisasi yang diselenggarakan oleh pihak BMKA yang ada di Masjid Salman ITB. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan keteladanan Rasulullah.

Dari beberapa sampel Aktivis ada yang mendapatkan sebuah beasiswa pembinaan dan pengembangan diri. Pengembangan diri yang sesuai dengan apa yang diminatinya. Seperti dalam salah satu sampel sebagai penerima manfaat pengembangan diri School of Society, dan ada beberapa sampel mendapat beasiswa pembinaan lainnya seperti Beasiswa Aktivis Salman dan Beasiswa Perintis. Selain itu ada berbagai pelatihan yang tersedia untuk para aktivis yang memiliki minat untuk mempelajari bahasa arab dan bahasa inggris. Dalam pelatihan ini dikenakan biaya sebesar lima puluh ribu rupiah selama satu semester. Untuk mendapatkan berbagai beasiswa, pembinaan ataupun pelatihan syaratnya telah mengikuti SSC.

Peran Masjid Salman ITB dalam Pemberdayaan Pemuda

Mencetak kader unggul yang mampu membangun peradaban islami

Untuk menghasilkan kader yang unggul maka di perlukan sistem kaderisasi yang bagus juga. BMKA sebagai bidang yang membawahi ini, telah membuat model kaderisasi yang mengacu pada 4 sifat Rasululullah, atau bisa juga disebut model kaderisasi ala Nabi Muhammad SAW. 4 sifat yang ada pada nabi Muhammad SAW yaitu Jujur, amanah, cerdas, menyampaikan. Ke empat sifat tersebut kemudian diturunkan menjadi nilai – nilai yang harus dimiliki oleh kader teladan. 4 nilai tersebut sebagai berikut; 1) kualitas spiritual  yang dijadikan sebagai 7 nilai Salman, yaitu: merdeka, jujur, hanif, sabar, syukur, kerjasama, rahmatan lil’alamin, dan ihsan. 2) kualitas  sosial, para kader harus dapat  berempati, humble, berkomunikasi. Berukhuwah islamiyah, memiliki kepemimpinan, bersinergi, berjejaring, menjadi influencer, dapat moderasi dan mediasi. 3) kualitas intelektual, meliputi; curiosity, urgensi menuntut ilmu, metodologi, hakikat IPTEK, Reasoning, penemuan, decision making , Khazanah, kemampuan bahasa, berpikir kompherensif, expertise. 4) kualitas profesional, meliputi culture (service excellence, etika, proactivity, determinasi), organizational performance, continuous improvement.

Memberi dukungan kepada pemuda  untuk berdaya dan memberdayakan

        Mahasiswa sebagai salah satu subjek pemberdayaan terbanyak yang dilakukan oleh Masjid Salman ITB, sasarannya adalah mahasiswa SI di berbagai universitas di Indonesia. YPM Salman memang menjadikan pemuda sebagai tonggak kegiatan di masjid Salman.pemuda disini adalah mahasiswa.Alasannya karena pemuda adalah tonggak yang harus kuat menjaga idealismenya Salman. Seperti kata Bung Karno yang mengatakan “ berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia” Jadi, YPM Salman memberdayakan mahasiswa dengan menjadikan Masjid Salman ITB sebagai tempat mereka berkontribusi dan mencoba berbagai hal sebelum mereka beranjak ke ranah yang lebih luas. Adapun fasilitas yang disediakan untuk menunjang kesiapan mereka seperti memberikan berbagai pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan minat dalam rangka meningkatkan skill dan pengetahuan. Menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pemuda sekarang. Kebutuhan secara mental, ilmu, dan fisik. Kebutuhan – kebutuhan tersebut di fasilitasi oleh berbagai bidang yang ada.

        Meskipun pemberdayaan lebih banyak pada mahasiswa, namun YPM Salman ITB juga memberdayakan daerah sekitar seperti program keasramaan yang dinamakan Rumah Sahabat senior. Fokusnya dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar dari faktor ekonomi dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dengan berbagai kegiatan. Program ini pun menjadikan mahasiswa sebagai orang yang terjun berhadapan dengan masyarakat. Masyarakat hanya sebagai penerima manfaat, sedangkan mahasiswa lebih banyak sebagai panitia. Selain itu, bidang lain yang ada d YPM Salman ITB  juga menjadikan guru, siswa ataupun masyarakat sebagai objek pemberdayaan.

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pemberdayaan Pemuda Berbasis Masjid di Salman ITB

Faktor Pendukung Dalam Pemberdayaan Pemuda Berbasis Masjid di Salman ITB

Kegiatan Pemberdayaan Pemuda di Salman ITB dari awal didirikan hingga kini telah berjalan dengan cukup baik untuk terus mengupayakan yang tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terwujudnya pemuda unggul terhadap Kak Muthi dan Kak Luthfi sebagai pengelola Mahasiswa dan kaderisasi (BMK), terdapat beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di Masjid Salman ITB ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

Lingkungan masjid dan fasilitas yang mendukung membuat mahasiswa turut berpartisipasi mewujudkan visi dan misi yang ada di Masjid Salman ITB sesuai bidang keahliannya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan (Sumodiningrat, Gunawan, 2002) dalam memberdayakan masyarakat bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu; menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.

Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Pemuda Berbasis Masjid di Salman ITB

Adapun kegiatan di Masjid Salman ITB tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh para pengelola maupun para peserta atau anggota. Beberapa hambatan yang terjadi seiring dengan pelaksanaan kegiatan terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor penghambat, di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut:

      Hambatan tersebut adalah karena beragamnya aktivitas mahasiswa sehingga mahasiswa kesulitan dalam memanajemen prioritasnya. Hal ini, berdampak pada proses kaderisasi, sehingga hanya  sedikit mahasiswa yang mampu menyelesaikan alur kaderisasi. Solusi yang ditetapkan oleh BMKA adalah dengan diadakannya surat komitmen dan memperketat alur rekruitmen diawal. Salah satu isi surat komitmen tersebut yaitu bersedia untuk lanjut ke tahap berikutnya, kemudian membuat konsep kontroling kader dan membuat website khusus untuk para kader untuk mengetahui sejauh mana kader berdaya. Strategi ini baru di berlakukan pada tahun tahun 2019. Sehingga, efektiftas dan efisiensi keberhasilannya belum bisa ditentukan secara jelas.

Hasil Kegiatan Pemberdayaan Pemuda di Masjid Salman ITB

Hasil dari penerapan kegiatan pemberdayaan pemuda di Masjid Salman ITB diupayakan untuk mewujudkan pemuda yang unggul. Hasil tersebut dapat mengacu pada model kaderisasi ala Rasulullah meliputi Jujur, amanah,cerdas, meyampaikan. Adapun hasil dari penerapan kegiatan pemberdayaan pemuda di Salman ITB  dijelaskan sebagai berikut:

  1. kualitas spiritual  yang dijadikan sebagai 7 nilai Salman, yaitu: merdeka, jujur, hanif, sabar, syukur, kerjasama, rahmatan lil’alamin, dan ihsan
  2.  kualitas  sosial, para kader harus dapat  berempati, humble, berkomunikasi. Berukhuwah islamiyah, memiliki kepemimpinan, bersinergi, berjejaring, menjadi influencer, dapat moderasi dan mediasi.
  3. kualitas intelektual, meliputi; curiosity, urgensi menuntut ilmu, metodologi, hakikat IPTEK, Reasoning, penemuan, decision making , Khazanah, kemampuan bahasa, berpikir kompherensif, expertise. 4) kualitas profesional, meliputi culture (service excellence, etika, proactivity, determinasi), organizational performance, continuous improvement.

Dikatakan sebagai seorang aktivis Salman apabila mahasiswa telah mengikuti kaderisasi minimal pada tahap dasar yaitu SSC, mereka diijinkan untuk mengikuti kepanitiaan ataupun keunitan. Namun apabila disebut kader maka, minimal mereka sudah mengikuti kaderisasi inti, dan yang disebut sebagai kader teladan apabila mereka telah mengikuti kaderisasi lanjutan.  Jadi, mahasiswa yang mengikuti kegiatan unit di Salman belum tentu aktivis. Karena, ada beberapa kewenangan setiap unit untuk mencari anggota. Seyogyanya menjadi anggota unit minimal harus ikut kaderisasi dasar. Setiap tahun mahasiswa yang mendaftar kaderisasi mengalami penaikan, sehingga jika dilihat dengan ketercapaian jumlah per tahap kaderisasi tercapai.

KESIMPULAN

Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah ritual semata, melainkan masjid harus dimaknai dalam berbagai dimensi kehidupan. Diantaranya yaitu sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang sering dilaksanakan pada proses pemberdayaan yaitu masyarakat memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini masjid yang memiliki potensi dan dinilai melakukan kegiatan pemberdayaan umat adalah Masjid Salman ITB dikelola oleh Yayasan Pembina Masjid Salman.

Melalui BMKA bertugas mengelola program – program yang sesuai dengan misi kedua Salman ITB yaitu membina kader pembangun peradaban dengan program kaderisasi yang berjenjang diantaranya:

Dimulai dari jenjang dasar (SSC) yang dilaksanakan lima kali dalam satu tahun dengan kuota 225 peserta setiap sesi, SSC fokus pada penanaman nilai islam.  Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mentoring keluarga yang peserta adalah alumni SSC. Jenjang selanjutnya kaderisasi inti yaitu LMD (Latihan Mujtahid Dakwah) yang dilaksanakan selama 6 kali dengan kuota 100 orang setiap sesi. Pada tahap ini para kader akan dibekali dengan penanaman konsep berifikir, kepemimpinan, dan menyelesaikan masalah dengan teknologi. Setelah melakukan kaderisasi inti, para kader akan diberikan projek sesuai dengan minatnya selama 2-3 bulan.  Kemudian para kader akan melanjutkan tahapan akhir yaitu kaderisasi lanjut yang dinamakan persiapan pasca kampus. Tahapan ini, fokus pada minat dan bakat setiap kader dalam berbagai bidang yang disediakan dengan tujuan agar mereka mampu mengembangkan dirinya.

.

REFERENSI

Falah, Saipul.,dkk. Model Regenerasi dan Kaderisasi Kepemimpinan dalam Islam. EDUKA, jurnal pendidikan, hukum, dan bisnis, Vol.2 No.2 Agustus 2016.pdf

Friedman, John, 1992. Empowerment The Politics of Alternative Development.Blackwell Publishers, Cambridge, USA.

Guru, R. (2019, 08 09). Kaderisasi – Pengertian dan Penjelasannya Secara Lengkap. Retrieved 04 08, 2020, from Ruangguru.Co.Id: https://www.ruangguru.co.id/arti-kaderisasi-secara-lengkap/

Hartatik, E. D. (2017). Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid Sebagai Model Pengentasan Kemiskinan. Yogyakarta: http://repository.umy.ac.id/discover.

NN. (2012, 01 04). Pengertian dan Jenis Metode Deskriptif. Retrieved 04 09, 2020, from idtesis.com: https://idtesis.com/metode-deskriptif/

Toni, A. (2015, 07 24). MODEL KADERISASI PARTAI POLITIK PADA DPW PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) PROVINSI LAMPUNG. Retrieved 04 08, 2020, from Digital Repository UNILA: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11097

Zihra, A. M. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid. Lembaran Masyarakat, 58.

LAMPIRAN

Kisi Kisi Instrumen Pengumpulan Data tentang Masjid SALMAN ITB Sebagai Sarana Pemberdayaan Pemuda

KomponenIndikatorSub IndikatorNo. ItemPertanyaanAlat Pengumpul DataSumber Data
PemberdayaanKesejahteraan (tercukupinya kebutuhan dasar)                                                                                 Akses                                                                                           Partisipasi                                       Kesetaraan (semua lapisan masyarakat ikut andil)Pendidikan                                                   Kesehatan                 Pendapatan                 Target capaian                     Pemanfaatan sumber daya                         Strategi pemberdayaan              1       2         3     4                   5               6               7           8               9   10     11     12       13       14   15       16           17     18     19     20       21           22     23       24Apa saja latar belakang pendidikan Pemuda yang menjadi aktivis Masjid Salman ? Adakah batasan khusus untuk tingkat pendidikan pemuda yang menjadi aktivis Masjid Salman? Jika ada, mengapa? Dari perguruan mana saja  pemuda yang menjadi aktivis Salman ? Apakah para pemuda Masjid Salman mendapatkan fasilitas dalam bidang pendidikan? jika iya, fasilitas pendidikan seperti apa yang diberikan? Bagaimana syarat untuk mendapatkan fasilitas tersebut? Mengapa diadakan fasilitas bidang pendidikan untuk pemuda Salman ? Apakah Pihak Masjid Salman memberikan Fasilitas pengecekan kesehatan kepada para pemuda yang menjadi aktivis? Jika iya, bagaimana bentuk fasilitas tersebut? Apakah para pemuda Salman diberikan fee ketika mereka turut serta dalam berbagai kegiatan salman? Jika iya, berapakah tingkatan Fee tersebut? Jika tidak, apa yang diberikan pihak Salman agar para pemuda mengikuti berbagai kegiatan Salman? Apakah pihak Salman memiliki target capaian jumlah Pemuda yang menjadi Aktivis? Jika iya, berapa target capaian yang ditetapkan? Apakah pihak salman memiliki target capaian untuk pemuda dalam menjadi aktivis Salman?  Jika iya, apa saja target capaian yang dietapkan oleh pihak salman?  Apa saja Sumber daya yang tersedia di Masjid Salman ? Adakah tim khusus untuk mengatur Sumber daya tersebut? Bagaimana cara pihak salman memanfaatkan sumber daya ? Strategi apa yang dibuat Pihak Masjid Salman dalam menarik partisipasi Pemuda ? Apa tujuan masjid salman memberdayakan para pemuda? Mengapa menjadikan pemuda sebagai sasaran? Bagaimana proses manajemen strategi yang ada pada masjid Salman ? Bagaimana cara mengimplementasikan strategi yang telah dibuat agar para pemuda minat terhadap kegiatan salman? Apa yang membuat anda tertarik menjadi aktivis salman Apa bentuk partisipasi yang anda lakukan terhadap Masjid Salman? Mengapa anda berpartisipasi untuk masjid Salman? Bagaimana partisipasi pemuda dalam menjadi aktivis Salman? Adakah penurunan tingkat partisipasi pemuda di Salman ? jika ada, bagaimana cara pihak salman mengatasi hal tersebut? Apakah kegiatan Salman untuk umum? Jika iya, dari mana saja yang mengikuti kegiatan tersebut? Apa saja program yang diadakan masjid salman untuk lingkungan sekitar? Apakah masyarakat selain mahasiswa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan salman?jika iya, apa bentuk partisipasi tersebut?  Wawancara AngketPengelola BMKA Pemuda/Aktivis Salman
KaderisasiKriteria Peserta                                             Sistem Kaderisasi                                   Kuantitas                                   Kualitas                                                                                                       Waktu dan DanaKonsep diri                             Manajemen diri                 Orientasi pengkaderan       Model kaderisasi                 Mekanisme kaderisasi     Jumlah peserta yang mengikuti pengkaderan             Jumlah trainer                 Tingkat kapasitas keahlian peserta kaderisasi (perencanaan dan pengembangan karir)                       Karya atau prestasi peserta pasca kaderisasi (output/outcome)                                                           Alokasi waktu yang dialokasijan bagi program-program pengkaderan                   Alokasi dana yang digunakan untuk program-program pengakaderan25     26       27   28   29     30     31     32     33   34     35     36   37     38     39     40       41     42   43     44   45   46     47     48     49   50   51         52   53   54       55Bagaimana kriteria yang diberikan oleh pihak masjid salman dalam mengkader para pemuda? Apakah salah satu kriteria peserta sudah memiliki konsep diri? Jika iya, konsep diri seperti apa yang diharapkan pihak salman? Konsep diri seperti apa yang anda miliki? Bagaimana cara anda memanajemen diri untuk turut serta dalam kegiatan salman? Apa saja kriteria dalam konteks manajemen diri yang harus dimiliki pemuda Salman? Apa saja orientasi pengkaderan dalam mendapatkan kader salman yang berkualitas? Apa saja jenjang kaderisasi salman? Apa yang membedakan setiap jenjangnya? Bagaimana model kaderisasi yang ada di Salman? Mengapa dibuat model seperti itu? Bagaimana mekanisme pengkaderan yang ada disalman? Berapakah kuota peserta untuk mengikuti pengkaderan setiap jenjang? Sudah berapa jumlah alumni yang menjadi kader salmn setiap jenjang hingga saat ini? Dari wilayah mana sajakah para kader tersebut? Berapa jumlah trainer yang ada untuk setiap jenjang kaderisasi?  Bagaimana cara perekrutan trainer? Apakah ada satandarnya? Jika ada, apa saja standar yang ditetapkan?  Bagaimana cara menetapkan penilaian para peserta kaderisai? Ditinjau dari aspek apa saja? Apa saja keahlian/kompetensi yang telah didapat peserta kaderisasi setelah di kader? Apa bentuk perencanaan dan pengembangan karir yang dilakukan pihak salman dalam meningkatkan kapasitas kader? Sejauh ini, berapa persen tingkatan kualitas kader yang telah mencapai tahap kematangan karir? Adakah wadah untuk menghimpun para kader agar mengetahui sejauh mana ia berdaya? Apa prestasi yang telah anda lakukan sebagai seorang kader salman? Apa yang anda rasakan setelah mengikuti kaderisasi salman ? Perubahan apa yang anda alami setelah mengikuti kaderisasi salman? Berapa persen kader salman yang menurut pihak salman telah mencapai tujuan yang ditetapkan? Apakah semua kader yang telah mengikuti pengkaderan berdaya? Jika iya, apa bukti atau contohnya? Apa saja prestasi yang telah di capai para kader setelah mengikuti kaderisasi salman? Berapa jumlahnya? Berapa alokasi waktu yang di tetapkan untuk semua alur pengkaderan?  Darimanakah penentuan alokasi waktu tersebut? Mengapa demikian? Apakah menurut anda alokasi waktu kaderisasi yang di tetapkan pihak salman efektif dan efisien untuk mendapatkan kader yang berkualitas? Jika tidak, mengapa? Berapa alokasi dana yang diberikan untuk setiap jenjang kaderisasi? Darimanakah sumber dana tersebut di dapat? Apakah para peserta diminta membayar untuk mengikuti kaderisasi tersebut? Jika tidak, mengapa kebijakan tersebut diberlakukan? Apakah anda diminta membayar untuk mengikuti kaderisasi tersebut?Wawancara AngketPengelola BMKA Peserta Kaderisasi

Leave a Comment